Pages

Minggu, 04 Oktober 2020

Pengalaman Mencari dan Mendapatkan LoA dari Universitas Jepang

Dalam postingan kali ini aku akan berbagi cerita tentang pengalamanku mencari prospective professor hingga mendapatkan LoA (Letter of Acceptance). Bagi yang belum tau, prospective professor adalah calon profesor yang nantinya akan membimbing kita kalau kita sudah diterima di graduate school salah satu universitas di Jepang. Kenapa harus punya calon profesor? Jadi begini, jika kalian ingin melanjutkan kuliah S2/S3 di Jepang, Korea Selatan, Taiwan (mostly Asia Timur) biasanya kalian harus sudah punya calon profesor yang mau menerima kalian untuk melakukan penelitian di laboratorium profesor tersebut. Kemudian apabila jika sudah mempunyai calon profesor, apakah akan otomatis diterima di universitas tersebut? Tentu saja tidak, kita tetap harus mendaftar secara resmi, termasuk mengikuti tes masuknya.

Lalu, Langkah-langkah apa saja sih  yang harus dilakukan untuk mendapatkan calon profesor?

Jumat, 08 Mei 2020

Sholat

Ternyata emang bener, kalo kita mau memperbaiki hidup kita, hal pertama yang harus dibenerin itu sholat 5 waktu kita.
Sebelum nulis ini aku udah ngalamin sendiri betapa ga jelasnya hidupku kalo sholatku molor-molor di akhir waktu. Semua kegiatan yang bakal aku lakuin juga ikutan molor. Selain itu juga aku ngerasa banyak waktu yang kebuang sia-sia. Nunda sholat buat mainan hp dulu misalnya, niatnya cuma mau bales chat, eh keterusan buka media sosial yang lain. Ngga kearasa waktu 1 jam berlalu cepet banget, lalu kita sadar kalo ternyata belum sholat.

Menjalankan sholat 5 waktu di awal waktu mungkin awalnya kerasa susah (banget). Harus dipaksain emang, ngga cuma sholat sih. Semua hal baik pada awalnya juga butuh paksaan dalam melakukannya. Yang penting kita bener-bener niat kalo mau berubah. Kalo timbul rasa males, harus inget niat awal.

Minggu, 12 Januari 2020

Throwback 2019

Tahun 2019ku diawali dengan pengumuman kelulusan akhir seleksi CPNS 2018 yang mana aku diyatakan tidak lulus. Belum rezeki, batinku. Setelah itu masih rajin ikut job fair, pameran beasiswa luar negeri, dan nge-drop lamaran ke berbagai perusahaan, baik yang ada hubungannya sama kimia ataupun yang terbuka buat semua jurusan. Udah ngga keitung berapa banyak email lamaran yang udah terkirim. Selain itu juga nggak ketinggalan bikin akun di jobstreet, CDC UNS, ECC UGM, dan lain-lain. Ternyata nyari kerja ngga segampang ngirim lamaran-dipanggil buat tes sama wawancara-lolos. Dari sekian banyak lamaran yang kukirim, kebanyakan ngga ada tanggapan. Saat ada panggilan kerja, pengen semuanya aku datengin, tapi juga banyak yang nggak aku datengin. Beberapa alasannya karena jauh (kaya misal di gresik, tangerang dll) dan kadang ngga dibolehin berangkat kalau sendirian, sama nggak sesuai sama jurusan kuliah (kimia). Pikirku, “ya udah nggak apa-apa, yang penting orang tua ridho, nanti insyaAllah ada rezeki lain”.