Assalamu’alaikum, alhamdulillah saya masih diberi kesempatan
untuk bercerita soal pengalam saya mengikuti seleksi CPNS 2018, yang merupakan
pengalaman pertama saya dalam mengikuti seleksi CPNS. Kebetulan sekali, setelah
saya lulus S1 langsung ada pembukaan seleksi CPNS. Awalnya saya agak ragu untuk
mendaftar, karena dalam life plan setelah lulus S1 saya ingin langsung lanjut
S2, tapi ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Masih banyak yang harus
saya persiapkan untuk melanjutkan S2, terlebih untuk seleksi beasiswanya. Tidak
ingin menyia-nyiakan kesempatan dan pintu rezeki yang diberikan oleh Allah,
akhirnya saya putuskan untuk mendaftar. Kita tidak tau rezeki kita ada dimana,
dan jalan hidup kita akan seperti apa, maka dari itu cobalah setiap kesempatan
yang ada. Pada akhirnya kita akan tahu jalan mana yang Allah pilihkan untuk
kita nantinya. Kembali ke Seleksi CPNS. Dalam Seleksi CPNS tahun 2018 ini tahapan-tahapan
yang harus dilakukan meliputi pendaftaran, seleksi administrasi, seleksi
kompetensi dasar (SKD), seleksi keterampilan bidang (SKB), dan tahap verifikasi
berkas (pemberkasan).
1. Pendaftaran
Pendaftaran dilakukan melalui laman SSCN
(maaf lupa webnya, hehe). Hal pertama yang harus dilakukan adalam membuat akun
dengan memasukkan nomor KK dan tanggal lahir. Setelah berhasil membuat akun,
saya mendapatkan kartu informasi akun yang harus di print karena pada langkah
selanjutnya saya harus meng-upload swafoto dengan memegang KTP dan kartu
informasi akun. Kalau tidak salah ingat, ada ketentuan bahwa swafoto yang
diupload harus landscape, tetapi saya terlanjur upload swafoto portrait dan
ternyata tidak ada masalah dan masih bisa lanjut ke langkah selanjutnya. Oh
iya, swafoto ini bebas, tidak ada ketentuan harus memakai baju warna apa, dan
kalau menurut saya yang penting rapi dan wajah terlihat jelas. Kemudian saya
lanjutkan dengan mengisi data diri, memilih formasi (saya memilih jabatan Peneliti Ahli Pertama di Badan Standardisasi Nasional, formasi cumlaude), lalu mengupload
dokumen-dokumen yang diysaratkan: ijazah, transkrip nilai, KTP, Pasfoto berwarna
terbaru dengan latar belakang merah, akreditasi universitas+jurusan (karena
saya mendaftar untuk formasi cumlaude). Untuk formasi umum hanya akreditasi universitas
saja), serta surat lamaran. Semua dokumen yg diunggah adalah dokumen asli, atau bisa dokumen fotokopi yg sudah dilegalisasi. Untuk surat lamaran sendiri sudah ada formatnya
dari instansi yang saya pilih. Semua tahapan di atas tidak harus selesai dalam
satu waktu. Misalnya memilih formasi dilakukan hari ini, mengunggah dokumen
pada hari selanjutnya, dan selanjutnya. Intinya sebelum masuk ke finalisasi,
data-datanya masih bisa diubah, diteliti lagi siapa tau ada yang salah dan
perlu perbaikan. Tips dari saya, jangan mendaftar terlalu mepet karena server
dikhawatirkan down, persiapkan berkas sebaik mungkin. Jangan sampai salah mengunggah dokumen, disini tingkat ketelitian kita bakal diuji guys.
2. Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi sendiri tidak memakan
waktu lama, tetapi bisa berbeda-beda setiap instansi. Sekitar seminggu setelah
penutupan pendaftaran, saya menerima hasil seleksi administrasi. Alhamdulillah
saya lolos dan bisa lanjut ke tahap Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). Beberapa
alasan yang membuat sebagian peserta tidak lolos seleksi administrasi
bermacam-macam guys, mulai dari foto yang tidak sesuai, dokumen yang diunggah tidak sesuai ketentuan (misal
syaratnya harus mengunggah ijazah asli/fotokopi yang dilegalisasi, tetapi malah mengunggah ijazah fotokopi tanpa legalisasai) dll, dan panitia juga memberikan
alasan ketidaklulusan mereka pada akun peserta masing-masing. Oke lanjut, hal
yang harus dilakukan setelah lolos seleksi administrasi adalah mencetak kartu
peserta untuk mengikuti SKD. Sayangnya kartu peserta tidak bisa didownload pada
hari itu juga. Saya sendiri baru bisa mengunduh kartu peserta dua hari setelah
pengumuman. Dalam kartu peserta tertera keterangan seperti nama, pilihan
formasi, nama instansi serta waktu dan lokasi ujian, tetapi beberapa ada yang
waktu dan lokasi ujiannya masih kosong seperti milik saya. Ini artinya saya
harus terus memantau web instansi yang saya pilih. kita harus rajin update informasi dari
media sosialnya, terutama twitternya. Menurut saya, daripada bolak-balik nengok
webnya tapi masih nihil mending kita pantengin timeline twitternya. Soanya
biasanya twitter ini akan mengabarkan info-info terbaru dengan cepat, jika dibanding dengan
instagramnya. Setelah ada info dari twitter, barulah kita lari nengok webnya.
Pas buka web memang kita harus menunggu beberapa saat baru kita bisa mengunduh pengumumannya (mungkin karena banyak yang mengkases). Waktu itu pengumuman
lokasi & waktu ujian terbilang mepet sih, pengumuman waktu & lokasi
tanggal 28 Oktober, terus tes SKD nya tanggal 2 November. Setelah tahu
tanggalnya, saya baru belajar ini itu buat SKD nya, yang tadinya
setengah-setengah daftar CPNS, jadi semangat karena lokasi tesnya di Jakarta,
sedangkan aku di Kebumen. Jauuuh :D. lumayan kan tiket PP-nya. Ini jangan
ditiru ya guys, persiapan mepet-mepet. Saya cuma belajar materi&soal-soal +
pembahasan yang di share di grup aja, itupun pas perjalanan naik kereta belum
dibaca semua. Pas perjalanan saya coba merem tapi gagal tidur, akhirnya
baca-baca lagi sampai tamat. Materi SKD nya meliputi Tes Wawasan Kebangsaan
(TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU) dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Materi
untuk TWK mencakup sejarah perjuangan Indonesia dari zaman kerajaan
hindu-buddha, masa penjajahan hingga proklamasi, Perumusan Pancasila, UUD,
pengamalan nilai-nilai Pancasila, Pemilu, dan semua hal yang terkait dengan
Indonesia. Kalau menurut saya sih ini seperti pelajaran IPS dan PKn waktu
SD-SMA. Untuk materi TIU sendiri mecakup Bahasa Indonesia (anonim, sinonim,
kalimat efektif, kata baku), Matematika dasar (logika matematika, deret
bilangan, perbandingan). Sedangkan untuk TKP itu sebenarnya menurut saya tidak
usah belajar, karena soal-soalnya tentang sikap kita dalam menghadapi suatu
permasalah dalam pekerjaan (komunikasi, toleransi, kedisiplinan, prioritas, kerjasama, profesionalisme dll).
3. Seleksi Kompetensi Dasar (SKD)
Untuk SKD ini saya kebagian jadwal tanggal 2 November, sesi 2 (mulai pukul 10.00). 90 menit sebelum waktu tes tersebut saya
sudah harus sampai di lokasi. Jadi pukul 08.30 saya sudah harus sampai di
Gelanggang Remaja, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kebetulan saya ada saudara di
Jakarta Utara, tepatnya di Sunter. Lumayan tenang karena kata Ayah saya
tempatnya nggak jauh dari tempat saudara saya itu. Oh iya, saya baru sampai
Jakarta sekitar pukul 2 pagi, padahal di jadwal keretanya sudah sampai pukul
00.50. Ngaret. Alhasil saya baru sampai rumah saudara saya ini pukul 2.30 pagi.
Saya sempat tidur sebentar selepas sholat subuh sampai pukul 07.00, lalu baru
siap-siap. Tepat pukul 08.00 saya baru berangkat ke lokasi, diantar saudara saya yang
saya kira sudah tau detail lokasinya, ternyata beliau ini juga belum paham dan
mau nggak mau harus minta tolong google maps. Belum lagi jalanan Jakarta yang
macet, tambah nggak tenang lah saya. Takut kalau nanti telat dan nggak bisa
ikut tes, sudah jauh-jauh ke Jakarta kan sayang. Saya sampai di lokasi sekitar
pukul 9an. Saya langsung melihat papan pengumuman, dan disitu sudah ditulis
nama masing-masing peserta dan di meja mana harus registrasi. Langsunglah saya ke meja registrasi, padahal seharusnya harus ngantri dulu, dan peserta
laki-laki didahulukan (karena bertepatan dengan hari Jumat), tapi untungnya
nggak ada masalah. Selepas registrasi, kartu peserta kita akan dicap, diberi
pin, punggung tangan juga dicap. Semua barang bawaan (Tas, HP, jam tangan
minuman dan makanan) tidak boleh dibawa bahkan saat di ruang tunggu. Di lokasi
tes disediakan tampat penitipan barang. Sambil menunggu peserta yang lain
selesai registrasi, saya menunggu sambil berbincang-bincang dengan peserta
lainnya, yang bahkan ada yang sudah sampai lokasi pukul 07.00 padahal baru tes
pukul 10.00. Pengalaman saya ini jangan ditiru ya guys, jangan berangkat
mepet-mepet soalnya jalanan di Jakarta rentan macet, dan you know lah jalannya muter-muter, padahal aslinya tempatnya deket.
Jadi berangkatlah seawal mungkin, dan nunggu di lokasi daripada keburu-buru di
jalan. Oke lanjut, sebelum memasuki ruangan tes bakal ada panitia yang
melakukan body-check (jangan
khawatir, sesuai gender kok) lalu peserta dikasih pensil sama kertas buat
coret-coret. Setelah berhadapan dengan komputer, peserta boleh langsung
mengetik nomer peserta, nomer KTP sama pin yang tadi dikasih ke laman yang buat
log in. Tapi belum bisa log in guys, karena ada kolom pin sesi yang nanti bakal
dikasih tau sama panitia. Nah setelah semuanya terisi baru bisa log in, dan bisa mulai mengerjakan soal. Soalnya ada 100 poin; TWK 30, TIU 30 dan TKP 40. Peserta
dikasih waktu 100 menit untuk menyelesaikan semua soal. Ada timernya masing-masing
guys, jadi nanti kalo waktu udah habis dan kita belum selese ngerjain ya udah..
langsung keluar hasilnya. Menurut pengalaman saya, kerjakan soal secepat
mungkin, urut, tapi tetap fokus. Karena kalo udah nggak fokus, ya bakalan lama
mikirnya, bakalan baca soal berulang-ulang yang bakal menyita waktu. Jadi keep focus ya, jangan liat kanan-kiri
terlalu sering karena tambah bikin gugup. Kenapa harus urut? karena saya liat
sebelah saya ngerjain soalnya loncat-loncat, dia ngerjain TKP (yang katanya
paling susah dan bikin nggak lulus passing grade) dulu dan alhasil pas saya
udah selesai dia masih banyak yang belum terisi, padahal udah kurang dari 5
menit. Pinter-pinternya kita atur waktu aja sih sebenernya. Untuk soal saya
sendiri, TWK nya kebanyakan tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
(semacam dikasih kasus terus suruh nentuin kasus tersebut sesuai dengan sila ke
berapa pancasila), Pasal-pasal UUD sama tanggal-tanggal penting sebelum dan
sesudah kemerdekaan dikit banget yang keluar. Kalau untuk TIU nya, soal-soalnya
tentang kalimat efektif, padanan kata, antonim, kata baku, menentukan ide pokok
dari suatu paragraf, logika matematika (menentukan kesimpulan dari beberapa
premis), deret bilangan, soal cerita, perbandingan, persamaan matematika.
Sedangkan untuk TKP sendiri itu semacam ada kasus, dan nanti ada pilihan
jawaban A-E nanti kita milih gimana sikap kita dalam menghadapi kasus tersebut.
Jawaban TKP ini nggak ada yang bernilai salah. Ada poinnya semua antara 1-5
(misal jawaban A poin 3, B poin 5, C poin 1, D poin 4 dan E poin 2). Berbeda sama
TIU dan TWK, yang kalau jawabannya bener poinnya 5, kalau salah poin 0. Passing
grade masing-masing formasi (umum, cumlaude, disabilitas dan putera puteri Papua&Papua
Barat) juga beda beda guys. Untuk formasi cumlaude, TWK dan TKP tidak ada
passing gradenya, dan untuk TIU nya minimal poinnya 85 (17 jawaban benar dari
30 soal). Passing grade formasi yang lain nanti bisa dicari sendiri di google
ya guys, saya lupa hehe. Setelah menyelesaikan semua soal, dan klik ‘selesai
mengerjakan’ langsunglah muncul skornya dan alahmdulillah saya lolos passing
grade. Walaupaun lolos passing grade, saya masih deg-degan, soalnya nggak semua yang
lolos passing grade bakal lolos ke SKB. Jadi yang lolos ke SKB itu maksimal 3
kali jumlah formasi yang dibutuhkan. Misalnya untuk formasi yang saya pilih
ini, hanya membuka 1 formasi, jadi nanti yang lolos ke SKB maksimal 3 orang. Pengumuman
peserta yang lolos ke SKB dijadwalkan sekitar 2 minggu setelah SKD. Saya hanya
bisa memperbanyak doa, berharap diberikan hasil yang terbaik.
Ternyata cerita saya ini cukup panjang ya, untuk tahapan-tahapan
selanjutnya, akan saya tulis di postingan “Pengalaman Mengikuti Seleksi CPNS 2018 Part 2”. Sampai Jumpa, Wassalamu’alaikum.
Mbak. Lulusan fisika UNY buka?
BalasHapusKimia uny kak
HapusKak, kalo di bsn penempatannya itu di pusat atau di daerah yaa kak?
BalasHapusSetau saya bsn hanya ada di pusat kak
Hapus