Pages

Sabtu, 23 Februari 2019

Pengalaman Mengikuti Seleksi CPNS 2018 Part 1


Assalamu’alaikum, alhamdulillah saya masih diberi kesempatan untuk bercerita soal pengalam saya mengikuti seleksi CPNS 2018, yang merupakan pengalaman pertama saya dalam mengikuti seleksi CPNS. Kebetulan sekali, setelah saya lulus S1 langsung ada pembukaan seleksi CPNS. Awalnya saya agak ragu untuk mendaftar, karena dalam life plan setelah lulus S1 saya ingin langsung lanjut S2, tapi ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Masih banyak yang harus saya persiapkan untuk melanjutkan S2, terlebih untuk seleksi beasiswanya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dan pintu rezeki yang diberikan oleh Allah, akhirnya saya putuskan untuk mendaftar. Kita tidak tau rezeki kita ada dimana, dan jalan hidup kita akan seperti apa, maka dari itu cobalah setiap kesempatan yang ada. Pada akhirnya kita akan tahu jalan mana yang Allah pilihkan untuk kita nantinya. Kembali ke Seleksi CPNS. Dalam Seleksi CPNS tahun 2018 ini tahapan-tahapan yang harus dilakukan meliputi pendaftaran, seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar (SKD), seleksi keterampilan bidang (SKB), dan tahap verifikasi berkas (pemberkasan).


1. Pendaftaran
Pendaftaran dilakukan melalui laman SSCN (maaf lupa webnya, hehe). Hal pertama yang harus dilakukan adalam membuat akun dengan memasukkan nomor KK dan tanggal lahir. Setelah berhasil membuat akun, saya mendapatkan kartu informasi akun yang harus di print karena pada langkah selanjutnya saya harus meng-upload swafoto dengan memegang KTP dan kartu informasi akun. Kalau tidak salah ingat, ada ketentuan bahwa swafoto yang diupload harus landscape, tetapi saya terlanjur upload swafoto portrait dan ternyata tidak ada masalah dan masih bisa lanjut ke langkah selanjutnya. Oh iya, swafoto ini bebas, tidak ada ketentuan harus memakai baju warna apa, dan kalau menurut saya yang penting rapi dan wajah terlihat jelas. Kemudian saya lanjutkan dengan mengisi data diri, memilih formasi (saya memilih jabatan Peneliti Ahli Pertama di Badan Standardisasi Nasional, formasi cumlaude), lalu mengupload dokumen-dokumen yang diysaratkan: ijazah, transkrip nilai, KTP, Pasfoto berwarna terbaru dengan latar belakang merah, akreditasi universitas+jurusan (karena saya mendaftar untuk formasi cumlaude). Untuk formasi umum hanya akreditasi universitas saja), serta surat lamaran. Semua dokumen yg diunggah adalah dokumen asli, atau bisa dokumen fotokopi yg sudah dilegalisasi. Untuk surat lamaran sendiri sudah ada formatnya dari instansi yang saya pilih. Semua tahapan di atas tidak harus selesai dalam satu waktu. Misalnya memilih formasi dilakukan hari ini, mengunggah dokumen pada hari selanjutnya, dan selanjutnya. Intinya sebelum masuk ke finalisasi, data-datanya masih bisa diubah, diteliti lagi siapa tau ada yang salah dan perlu perbaikan. Tips dari saya, jangan mendaftar terlalu mepet karena server dikhawatirkan down, persiapkan berkas sebaik mungkin. Jangan sampai salah mengunggah dokumen, disini tingkat ketelitian kita bakal diuji guys.

2. Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi sendiri tidak memakan waktu lama, tetapi bisa berbeda-beda setiap instansi. Sekitar seminggu setelah penutupan pendaftaran, saya menerima hasil seleksi administrasi. Alhamdulillah saya lolos dan bisa lanjut ke tahap Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). Beberapa alasan yang membuat sebagian peserta tidak lolos seleksi administrasi bermacam-macam guys, mulai dari foto yang tidak sesuai, dokumen yang  diunggah tidak sesuai ketentuan (misal syaratnya harus mengunggah ijazah asli/fotokopi yang dilegalisasi, tetapi malah mengunggah ijazah fotokopi tanpa legalisasai) dll, dan panitia juga memberikan alasan ketidaklulusan mereka pada akun peserta masing-masing. Oke lanjut, hal yang harus dilakukan setelah lolos seleksi administrasi adalah mencetak kartu peserta untuk mengikuti SKD. Sayangnya kartu peserta tidak bisa didownload pada hari itu juga. Saya sendiri baru bisa mengunduh kartu peserta dua hari setelah pengumuman. Dalam kartu peserta tertera keterangan seperti nama, pilihan formasi, nama instansi serta waktu dan lokasi ujian, tetapi beberapa ada yang waktu dan lokasi ujiannya masih kosong seperti milik saya. Ini artinya saya harus terus memantau web instansi yang saya pilih. kita harus rajin update informasi dari media sosialnya, terutama twitternya. Menurut saya, daripada bolak-balik nengok webnya tapi masih nihil mending kita pantengin timeline twitternya. Soanya biasanya twitter ini akan mengabarkan info-info terbaru dengan cepat, jika dibanding dengan instagramnya. Setelah ada info dari twitter, barulah kita lari nengok webnya. Pas buka web memang kita harus menunggu beberapa saat baru kita bisa mengunduh pengumumannya (mungkin karena banyak yang mengkases). Waktu itu pengumuman lokasi & waktu ujian terbilang mepet sih, pengumuman waktu & lokasi tanggal 28 Oktober, terus tes SKD nya tanggal 2 November. Setelah tahu tanggalnya, saya baru belajar ini itu buat SKD nya, yang tadinya setengah-setengah daftar CPNS, jadi semangat karena lokasi tesnya di Jakarta, sedangkan aku di Kebumen. Jauuuh :D. lumayan kan tiket PP-nya. Ini jangan ditiru ya guys, persiapan mepet-mepet. Saya cuma belajar materi&soal-soal + pembahasan yang di share di grup aja, itupun pas perjalanan naik kereta belum dibaca semua. Pas perjalanan saya coba merem tapi gagal tidur, akhirnya baca-baca lagi sampai tamat. Materi SKD nya meliputi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU) dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Materi untuk TWK mencakup sejarah perjuangan Indonesia dari zaman kerajaan hindu-buddha, masa penjajahan hingga proklamasi, Perumusan Pancasila, UUD, pengamalan nilai-nilai Pancasila, Pemilu, dan semua hal yang terkait dengan Indonesia. Kalau menurut saya sih ini seperti pelajaran IPS dan PKn waktu SD-SMA. Untuk materi TIU sendiri mecakup Bahasa Indonesia (anonim, sinonim, kalimat efektif, kata baku), Matematika dasar (logika matematika, deret bilangan, perbandingan). Sedangkan untuk TKP itu sebenarnya menurut saya tidak usah belajar, karena soal-soalnya tentang sikap kita dalam menghadapi suatu permasalah dalam pekerjaan (komunikasi, toleransi, kedisiplinan, prioritas, kerjasama, profesionalisme dll).

3. Seleksi Kompetensi Dasar (SKD)
Untuk SKD ini saya kebagian jadwal tanggal 2 November, sesi 2 (mulai pukul 10.00). 90 menit sebelum waktu tes tersebut saya sudah harus sampai di lokasi. Jadi pukul 08.30 saya sudah harus sampai di Gelanggang Remaja, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kebetulan saya ada saudara di Jakarta Utara, tepatnya di Sunter. Lumayan tenang karena kata Ayah saya tempatnya nggak jauh dari tempat saudara saya itu. Oh iya, saya baru sampai Jakarta sekitar pukul 2 pagi, padahal di jadwal keretanya sudah sampai pukul 00.50. Ngaret. Alhasil saya baru sampai rumah saudara saya ini pukul 2.30 pagi. Saya sempat tidur sebentar selepas sholat subuh sampai pukul 07.00, lalu baru siap-siap. Tepat pukul 08.00 saya baru berangkat ke lokasi, diantar saudara saya yang saya kira sudah tau detail lokasinya, ternyata beliau ini juga belum paham dan mau nggak mau harus minta tolong google maps. Belum lagi jalanan Jakarta yang macet, tambah nggak tenang lah saya. Takut kalau nanti telat dan nggak bisa ikut tes, sudah jauh-jauh ke Jakarta kan sayang. Saya sampai di lokasi sekitar pukul 9an. Saya langsung melihat papan pengumuman, dan disitu sudah ditulis nama masing-masing peserta dan di meja mana harus registrasi. Langsunglah saya ke meja registrasi, padahal seharusnya harus ngantri dulu, dan peserta laki-laki didahulukan (karena bertepatan dengan hari Jumat), tapi untungnya nggak ada masalah. Selepas registrasi, kartu peserta kita akan dicap, diberi pin, punggung tangan juga dicap. Semua barang bawaan (Tas, HP, jam tangan minuman dan makanan) tidak boleh dibawa bahkan saat di ruang tunggu. Di lokasi tes disediakan tampat penitipan barang. Sambil menunggu peserta yang lain selesai registrasi, saya menunggu sambil berbincang-bincang dengan peserta lainnya, yang bahkan ada yang sudah sampai lokasi pukul 07.00 padahal baru tes pukul 10.00. Pengalaman saya ini jangan ditiru ya guys, jangan berangkat mepet-mepet soalnya jalanan di Jakarta rentan macet, dan you know lah jalannya muter-muter, padahal aslinya tempatnya deket. Jadi berangkatlah seawal mungkin, dan nunggu di lokasi daripada keburu-buru di jalan. Oke lanjut, sebelum memasuki ruangan tes bakal ada panitia yang melakukan body-check (jangan khawatir, sesuai gender kok) lalu peserta dikasih pensil sama kertas buat coret-coret. Setelah berhadapan dengan komputer, peserta boleh langsung mengetik nomer peserta, nomer KTP sama pin yang tadi dikasih ke laman yang buat log in. Tapi belum bisa log in guys, karena ada kolom pin sesi yang nanti bakal dikasih tau sama panitia. Nah setelah semuanya terisi baru bisa log in, dan bisa mulai mengerjakan soal. Soalnya ada 100 poin; TWK 30, TIU 30 dan TKP 40. Peserta dikasih waktu 100 menit untuk menyelesaikan semua soal. Ada timernya masing-masing guys, jadi nanti kalo waktu udah habis dan kita belum selese ngerjain ya udah.. langsung keluar hasilnya. Menurut pengalaman saya, kerjakan soal secepat mungkin, urut, tapi tetap fokus. Karena kalo udah nggak fokus, ya bakalan lama mikirnya, bakalan baca soal berulang-ulang yang bakal menyita waktu. Jadi keep focus ya, jangan liat kanan-kiri terlalu sering karena tambah bikin gugup. Kenapa harus urut? karena saya liat sebelah saya ngerjain soalnya loncat-loncat, dia ngerjain TKP (yang katanya paling susah dan bikin nggak lulus passing grade) dulu dan alhasil pas saya udah selesai dia masih banyak yang belum terisi, padahal udah kurang dari 5 menit. Pinter-pinternya kita atur waktu aja sih sebenernya. Untuk soal saya sendiri, TWK nya kebanyakan tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari (semacam dikasih kasus terus suruh nentuin kasus tersebut sesuai dengan sila ke berapa pancasila), Pasal-pasal UUD sama tanggal-tanggal penting sebelum dan sesudah kemerdekaan dikit banget yang keluar. Kalau untuk TIU nya, soal-soalnya tentang kalimat efektif, padanan kata, antonim, kata baku, menentukan ide pokok dari suatu paragraf, logika matematika (menentukan kesimpulan dari beberapa premis), deret bilangan, soal cerita, perbandingan, persamaan matematika. Sedangkan untuk TKP sendiri itu semacam ada kasus, dan nanti ada pilihan jawaban A-E nanti kita milih gimana sikap kita dalam menghadapi kasus tersebut. Jawaban TKP ini nggak ada yang bernilai salah. Ada poinnya semua antara 1-5 (misal jawaban A poin 3, B poin 5, C poin 1, D poin 4 dan E poin 2). Berbeda sama TIU dan TWK, yang kalau jawabannya bener poinnya 5, kalau salah poin 0. Passing grade masing-masing formasi (umum, cumlaude, disabilitas dan putera puteri Papua&Papua Barat) juga beda beda guys. Untuk formasi cumlaude, TWK dan TKP tidak ada passing gradenya, dan untuk TIU nya minimal poinnya 85 (17 jawaban benar dari 30 soal). Passing grade formasi yang lain nanti bisa dicari sendiri di google ya guys, saya lupa hehe. Setelah menyelesaikan semua soal, dan klik ‘selesai mengerjakan’ langsunglah muncul skornya dan alahmdulillah saya lolos passing grade. Walaupaun lolos passing grade, saya masih deg-degan, soalnya nggak semua yang lolos passing grade bakal lolos ke SKB. Jadi yang lolos ke SKB itu maksimal 3 kali jumlah formasi yang dibutuhkan. Misalnya untuk formasi yang saya pilih ini, hanya membuka 1 formasi, jadi nanti yang lolos ke SKB maksimal 3 orang. Pengumuman peserta yang lolos ke SKB dijadwalkan sekitar 2 minggu setelah SKD. Saya hanya bisa memperbanyak doa, berharap diberikan hasil yang terbaik.

Ternyata cerita saya ini cukup panjang ya, untuk tahapan-tahapan selanjutnya, akan saya tulis di postingan “Pengalaman Mengikuti Seleksi CPNS 2018 Part 2”. Sampai Jumpa, Wassalamu’alaikum.





4 komentar: