Bagi saya, keinginan S2 sendiri muncul belum lama ini,
tepatnya pas semester 6 saya mengikuti program transfer kredit atau lebih
populernya student exchange di PSU Thailand. Disana saya ikut belajar di kelas
untuk mahasiswa S2, karena kelas S1 menggunakan Bahasa Thailand
sebagai bahasa pengantar sedangkan kelas S2 sudah barang tentu haru
memakai English. Belajar bersama mahasiswa-mahasiswa S2 tidak serta merta
membuat saya ingin melanjutkan S2. Tidak. Bukan ini yang menjadi motivasi saya
untuk melanjutkan S2.
Mengikuti program student exchange membuat saya harus
beradaptasi dengan teman-teman dari Thai dan negara lain, makanan, culture
serta lingkungan belajar. Lingkungan belajar di PSU sangat kondusif berbeda
dengan lingkungan belajar di kampus saya. Mahasiswa-mahasiswanyapun sangat
semangat belajar. Contohnya saja mereka selalu membuat catatan/ringkasan materi
sendiri dengan pulen warna-warna. Jadi catatan mereka menarik untuk dibaca
ulang karena tidak monoton. Bahkan saat menjelang UAS atau UTS perpus dipenuhi
dengan mahasiswa yang belajar bersama/individu. Contoh lain lagi, jika ada
tugas untuk presentasi mereka sudah mempersiapkan power point bahkan sejak
beberapa minggu sebelum hari-H. Hal ini sangat berbeda dengan di kampus saya,
yang seringnya bikin power point paling cepet H-3, bahkan seringnya H-1 atau
H-beberapa jam (wkwk). Ini kalau di kampus saya, apakah kampus-kampus lain di
Indo juga seperti ini?
Mahasiswa-mahasiswa S1 di PSU juga sudah sangat familiar
dengan research dan international journal. Jadi selama S1 sudah banyak
mahasiswa yang memiliki publikasi internasional. Iklim
research yang sangat kental ini juga tentunya didukung oleh fasilitas di
laboratorium, instrumen-instrumen serta kemampuan dosen yang memadai. Kalau di kampus saya mah,
mahasiswa ikut penelitian dosen pas mau tugas akhir aja. Itupun nggak semua
dosen punya proyek yang didanai. Makanya di Indo, terutama kampusku ini sangat
susah menaikkan jumlah publikasi internasional. Berbeda sama negara-negara
lain.
Ada banyak kelebihan dari kampus PSU yang tidak dimiliki di
kampus saya, yang membuat saya berpikir “kok kampusku nggak kayak gini sih, kan
bagus”. Dari sekelebat pikiran itu jadi mendorong saya ingin melanjutkan S2 di
luar negeri dan kembali menjadi dosen di almamater dan menerapkan hal-hal
positif untuk bisa membuat almamater saya menjadi lebih baik lagi (waktu itu
saya ngomong ini cuma bercandaan sama temen saya, tapi setelah dipikir-pikir
lagi kok ini jadi suatu keinginan yang serius ya).
Cerita mahasiswa-mahasiswa Indo yang kuliah master/doktor
disana semakin menguatkan keinginan untuk bisa melanjutkan kuliah di luar
negeri setelah S1. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan bagi
saya sendiri, menjadi penyemangat ketika sedang lelah berusaha untuk
melanjutkan studi di luar negeri. Semoga keinginan ini bisa segera terwujud,
dan semoga ini adalah jalan yang Allag ridhoi. Aamiin
Mantap tyas. Aamiin. Semangatss
BalasHapusDoain ya git, semoga bisa dan dilancarkan 😇
Hapus