Pengalaman Mengikuti Seleksi CPNS 2018 Part 2

Assalamu’alaikum, kali ini saya akan menyambung postingan sebelumnya “Pengalaman Mengikuti Seleksi CPNS 2018 Part 1" yang bisa dibaca disini. Dalam postingan kali ini saya akan bercerita tahapan selanjutnya setelah SKD, yaitu SKB (Seleksi Kompetensi Bidang).
Pengumuman kandidat yang lolos seleksi SKD ternyata molor banget dari jadwal aslinya. Ditambah tahun ini sebagian besar peserta nggak lolos passing grade yang udah ditetapin. Jadinya keluar peraturan baru lagi buat nentuin siapa aja yang bakal lolos ke tahap SKB. Peserta yang lolos passing grade jelas yang paling diutamakan buat lolos ke SKB. Misalnya di instansi X dibutuhkan 1 formasi peneliti, nah kan yang lolos SKB harusnya 3 orang yang lolos passing grade (P1), tapi kalau cuma ada 1 orang yang lolos passing grade ya 1 orang itu aja yang lolos ke SKB (jumlah peserta yang lolos ke SKB maksimal 3 kali jumlah fomasi yang dibutuhkan). Beda lagi kalo jumlah formasi ada 2, dan seterusnya-seterusnya, udah ada ketentuannya sendiri pokoknya (kalian search aja PERMENPAN RB tentang CPNS). Pengumuman peserta yang lolos SKB baru rilis hampir sebulan setelah SKD (kalo nggak salah tanggal 28 Nov). Daaaan.. Alhamdulillah saya lolos ke tahap SKB walaupun skornya ada di peringkat ketiga (paling bawah). SKBnya sendiri nggak cuma CAT aja guys, tapi ada psikotes (tertulis&lisan), sama wawancara.

CAT (Computer Assisted Test)

Untuk instansi yang saya pilih (BSN) ini ada 2 jadwal untuk CAT, yaitu tanggal 6 Desember bertempat di kantor BKN pusat sama satunya tanggal 18 Desember di kantor BSN sendiri. Kalau untuk saya sendiri kebagian tanggal 6 Desember pukul 7.30 pagi. Untuk CAT SKB ini nggak ada kisi-kisinya kaya SKD kemarin, soalnya kan disesuaikan sama posisi masing-masing. Saya sendiri nggak begitu banyak persiapannya buat CAT SKB. Sempet nanya ke kakak tingkat yang udah lolos CPNS tahun lalu, yang nglamar posisi peneliti juga tapi beda instansi. Katanya soalnya seputar tetang penelitian, metode penelitian, teknik sampling, penulisan karya ilmiah dan jurnal, sikap ilmiah, dll. Untuk mekanisme tesnya sih sama kaya pas SKD, pake komputer, soalnya 100 butir pilihan ganda dan nanti nilainya langsung keluar gitu. Sempet keteteran pas ngerjain SKB, apalagi soalnya panjang-panjang, sebagian besar bacaan, studi kasus, melengkapi dan merevisi abstrak, mengambil kesimpulan, terus juga ada soal tentang paten, hak kekayaan intelektual, plagiasi. Kayanya emang soalnya dibuat panjang-panjang dan susah, buat nguji mana kandidat yang bener-bener layak lolos. Tipsnya sih tetep fokus, sama kudu cepet memahami soal. Kalau harus baca berulang-ulang soal-soal yang panjang gitu kan jadi wasting time. Satu lagi, tetep kuatkan mental, jangan gampang goyah apalagi minder kalo liat temen-temen yang lain pada kelar duluan. Waktu itu sebelahku entah daftar formasi apa tapi soalnya dia pendek-pendek gitu, dan kelarnya cepet jadi nambah kemrungsung (re: keburu-buru) dan buyar. Selesai tes langsung keluar hasilnya, dan nilainya nggak sebagus pas SKD rasanya hmmm udah pasrah (tapi sebagian juga nilainya pada rendah-rendah sih, dapet skor 300 aja itu udah termasuk dewa). Langsunglah menerapkan prinsip “datang, kerjakan, lupakan” yang udah ya udah wkwk.

Psikotes Tertulis

Untuk psikotes tertulis ini saya dapat jadwal tanggal 7 Desember pukul 13.00, bertempat di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia. Kalau untuk persiapannya, saya cuma baca-baca di google sih jenis tesnya apa aja dan gimana tips-tipsnya. Ya biar nggak awam-awam banget. Pernah sih dulu waktu SMP, SMA psikotes, tapi udah agak lupa gimana aja. Peraturan pas psikotes ini ngga seketat pas SKD sama SKB sih, masih boleh bawa tas sama minum ke dalam ruangan. Jam 13.30 tepatnya baru mulai ngerjain psikotesnya. Yang paling pertama itu peserta disuruh nulis daftar riwayat hidup, terus dikasih kertas disitu suruh nulis 20 hal tentang diri sendiri terus suruh milih 7/8 (lupa) hal yang paling menggambarkan diri kita sendiri, lanjutannya ada pertanyaan-pertanyaan seputar instansi (manajemen organisasi, ruang lingkup instansi), formasi yang kita pilih, keberhasilan sama kegagalan dalam beberapa tahun terakhir sama ditanyain gaji yang diinginkan berapa. Itu baru pemanasan, selanjutnya masuk ke psikotesnya. Segala jenis psikotes semua diujikan disini, mulai dari tes warteg, menggambar orang, menggambar pohon, pengetahuan umum, berhitung, bangun ruang, pokonya semuanya ada sampe selese pas adzan maghrib, bener-bener menguras tenaga sama pikiran. Selesai psikotes tertulis ini langsung dikasih tau jadwal buat psikotes lisan, jadwalnya tanggal 8-9 Desember, dan alhamdulillah saya dapat jadwal yang tanggal 8 Desember, pukul 13.00 di tempat yang sama.

Psikotes Lisan

Pada psikotes lisan ini ada 2 tahapan guys, yang pertama FGD (Focus Group Discussion) terus dilanjut interview sama psikolog. Kelompok untuk FGD ini dibagi berdasarkan formasi yang kita pilih, jadi disini kita bakal ketemu sama kompetitor kita. 1 kelompok bisa terdiri dari 3-4 peserta. Untuk kelompok saya sendiri terdiri dari 4 orang, 3 orang dari pelamar formasi cum laude (2 cewek, 1 cowok) ditambah 1 orang (1 cewek) dari pelamar formasi umum. FGD ini dipantau oleh 1 orang psikolog, jadi posisi duduknya udah ditentuin sama beliau, biar lebih gampang ngasih penilaiannya. Dalam FGD ini peserta dikasih kertas yang isinya poin-poin yang harus dilakukan sebagai pegawai dari sebuah instansi. 5 menit pertama peserta disuruh membuat skala prioritas dari poin-poin yang ada di kertas, terus 10 menit berikutnya kami para peserta berdiskusi sampai mencapai mufakat, pokonya rule-nya nggak boleh mengambil keputusan dengancara voting, jadi harus berdiskusi apapun yang terjadi. Karena ini FGD, jadi baiknya ada 1 orang yang bakal memipin diskusi biar nanti nggak rebutan kalo mau ngomong. Kunci FGD ini yang penting kita jangan menyela peserta lain yang lagi ngomong, harus megutarakan alasan kalo mau menyanggah pendapat sama harus menghargai orang lain pas ngomong. Dari FGD ini si psikolog bakal tau gimana sih karakter kita, apakah tipe orang yang cuma ngikut-ngikut aja, atau pemberontak, atau orang yang solutif. Selesai FGD, dilanjut sama interview satu persatu. Waktu itu saya kebagian jatah nomer 3, jadi nunggu beberapa saat dulu di luar ruangan. Tiap peserta beda-beda sih waktu interviewnya, ada yang 10 menit kelar ada yang 25 menit kelar. Biar nggak spaneng nungguin saya ngobrol-ngrobrol sama peserta lain, saling support juga, dapet banyak saran-saran juga dari yang lebih senior yang lebih dulu lulus, yang lebih banyak pengalaman pascakampus. Pas interview, kebanyakan ditanyain tentang apa yang udah kita tulis di daftar riwayat hidup. Karena saya belum ada pengalaman kerja (yang udah pada kerja katanya ditanyain seputar kerjaan, kenapa lebih milih jadi PNS dll) jadi ditanyain tentang organisasi pas kuliah, peran dalam organisasi, cara membagi waktu antara kuliah dan organisai. Pokoknya semua tentang diri  kita ditanyain sampai ke akar-akarnya. Kuncinya jawab sejujur-jujurnya dan yakin, sama menjaga bahasa tubuh juga penting banget.

Interview

Untuk interview terakhir ini saya dapat jadwal tanggal 20 Desember, pukul 15.40 di kantor BSN. Lumayan sore juga, tapi tetep aja 1 jam sebelum jadwal udah harus ada di lokasi buat resgistrasi. Sempet nggak tenang, takut telat soalnya driver transportasi onlinenya malah milih jalan yang macet parah. Akhirnya sampe lokasi jam 14.50 dan masih harus nyasar sama gedung tetangga. Jadi BSN itu gedungnya bareng sama gedung LPPT, tapi BSNnya mulai dari lt.10 dan past di lift kebetulan papasan sama kompetitorku yang cowok, dia dapet jadwal sebelumku, dan setelah dia masih ada kompetitorku satu lagi yang cewek, baru aku. Setelah registrasi disuruh nyerahin daftar riwayat hidup sama surat pernyataan, terus suruh nunggu di ruang tunggu sama beberapa peserta lainnya. Nggak begitu lama setelah nunggu, sekitar jam 15.10 itu saya udah dipanggil ke ruangan interview. Kali ini interviewnya sama salah satu pegawai BSN, jadi di satu ruangan ada beberapa pegawai, dan satu/dua pegawai mewawancari 1 orang. Pas itu aku kebagian 1 orang interviewer cewek, ya sekitar 30 hampir 40 lah usianya. Interview kali ini lebih santai sih daripada interview yang sama psikolog. Disini lebih digali tentang wawasan kebangsaan kita, kaya nasionalisme, isu-isu yang lagi booming di Indonesia, toleransi. Ditanyain juga alasannya pengen daftar CPNS apa, kenapa milih formasi ini, dijelasin juga jobdesc-nya apa aja. Selain itu juga ditanyain tentang apa yang kamu tulis di daftar riwayat hidup. Wawancaranya cukup singkat, paling sekitar 15 menit. Sempet kaget juga bakal selese secepet ini.

Setelah interview terakhir selesai terus dikasih tau perkiraan pengumuman akhir CPNS itu sekitar akhir tahun atau awal tahun. Udah pasrah sih mau gimanapun hasilnya, yang penting udah berusaha. Sebenernya mental saya juga udah agak down sih setelah CAT SKB itu. rasanya nyesel nggak prepare bener-bener. Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, tepat tanggal 5 Januari 2019 pengumuman akhir yang lolos CPNS BSN udah rilis. Sempet deg-deg an (wajar sih ini, semua pasti deg-deg an kan wkwkw), setelah scroll-scroll di daftar nama yang lolos dan namaku ngga ada disana. Belum rezeki. Bukan pesimis sih, tapi dari awal udah nggak berharap banyak, soalnya kan keputusan akhir ini ditentukan sama nilai SKD (60%) sama SKB (40% - CAT 50%; psikotes 30%; wawancara 20%), dan kandidat yang lolos ini emang top lah nilai SKDnya tembus 402, nilai CAT SKBnya juga paling tinggi. Tetep bersyukur sih bisa dapet pengalaman ini, bisa ngerasain juga masuk Kantor BSN sama BKN pusat (lebay ya wkwk), dan ini jadi prestasi sendiri sih buat saya yang baru pertama kali daftar CPNS dan bisa sampe sejauh ini. Thanks God. Alhamdulillah...

Semoga bermanfaat, Wassalamu’alaikum :)